Subscibe in a Reader

Jumat, 16 November 2012

Merugi Karena salah hitung berat barang.

Selamat Siang para Netter.

Wuih siang ini Semarang, UNDIP gelap. Sepertinya akan turun hujan gede.......

Mumpung lagi adem, kami ingin berbagi pengalaman kami, ketika kami harus menanggung kerugian akibat salah menghitung ongkos kirim untuk tujuan Semarang - Bali.

Pada waktu itu kami mendapat orderan berupa Tabung Gambar sebanyak 20 pcs, 



yang akan dikirim kepada Ibu Susy di Bali. Setelah kami packing menggunakan kardus, dan siap untuk dikirim / dimasukkan ke JNS sebelumnya kami timbang ( Pada waktu itu kami belum memiliki timbangan khusus, sehingga ditimbang menggunakan timbangan badan ), dan jatuhnya adalah 11 Kg. Karena tujuannya adalah Kuta, maka Ongkirnya 286.000 dan Ibu Susy setuju. Karena saya masih kurang yakin, saya telepon customer services JNE Semarang yang berlokasi di Jl. Kyai saleh No. 10 Telp. 024-8444441 Fax.024-8455554, untuk memastikan harganya, dan ternyata sama dan tidak ada informasi lagi yang dikatakan kepada saya.

Tibalah waktunya barang dikirim, kebetulan rekan saya yang mengirim dan bukan saya, karena waktu itu sekalian yang bersangkutan mengirim barang. Selang sekitar 2 jam. Teman saya menelpon bahwa berat total jadi 22kg, 2x lipat. Otomatis saya langsung jadi berang, karena saya sudah telepon CSnya dan harganya sama. Teman saya minta dibawakan selotip bening yang besar. Setelah sampai disana, saya langsung meluapkan kekesalan saya. Saya dan CS berdepat cukup hebat hingga didengar orang - orang yang disana. Sedang teman saya sudah mempunyai IDE untuk mempacking ulang Tabung - tabung tersebut, yang akhirnya menjadi 16Kg untuk volumnya. Ternyata baru saya tahu bahwa ada hitungan volume di JNE, setelah bertahun - tahun saya berkecimpung di penjualan Online ( maklum barangnya kecil - kecil ). Volume dihitung dengan rumus : (P x L x T)/6000. Yah akhirnya kami harus menanggung kerugian, karena jelas tidak etis untuk meminta lagi kepada konsumen.

Yang saya sesalkan disini adalah, informasi tentang volumenya tidak dibuka di website JNE. Coba anda cek di website POS, disana jelas - jelas terdapat area untuk memasukkan ukuran Volume barang. Padahal website adalah jendela informasi bagi Konsumen, sedangkan pelayanan Customer Servicenya juga tidak memuaskan, dijawab sekenanya dengan nada yang tidak enak didengar.

Setelah kejadian itu, akhirnya kami putuskan untuk membuat standar berat dan ukuran untuk Toko kami, agar ketika barang masuk POS atau JNE beratnya sudah sama, dan tidak terulang lagi kejadian waktu itu. Bahkan sampai Packing pun kami telah melakukan standarisasi Toko. Tapi sampai sekarang pun masih banyak saya lihat di kantor JNE,  orang yang pulang kembali membawa paketnya, karena berat akhirnya tidak sama dengan berat yang ia perkirakan.

Seharusnya hal ini jadi evaluasi untuk pihak JNE. Tapi apalah mau dikata, kita yang berbisnis Online butuh jasa mereka untuk mengirim barang.

Sekian kisah yang ingin kami bagi, semoga bermanfaat bagi teman - teman yang akan atau sudah membuka Toko Online.

1 komentar:

  1. Jika Postingan ini berkenan dihati Anda. Kami mohon anda bersedia berkomentar di Blog Kami ini.

    BalasHapus